Jumat, 27 Agustus 2010
Rabu, 25 Agustus 2010
BANGSA RAYAP
Oleh : Kasiman Lee
Siklus hidup, perilaku dan kehidupan bangsa rayap secara detail, membuka mata hati kita untuk segera menyadari.....sedemikian hebat dan dahsyatnya..... apa yang dilakukan oleh rayap dan akibat yang ditimbulkannya. Kerugian yang diderita tak terhingga.
Bangsa Rayap yang menghuni negeri rayap.
Begitu pandai dan piawai..... menyusun dan menghimpun kekuatan.....
untuk merebut kekuasaan.
Mereka membuat lorong lorong didalam tanah..... membuat jalan..... dan membentuk poros-poros..... untuk mencari celah-celah kecil agar bisa masuk dan menyusup lewat pondasi sebuah bangunan.
Ada sebuah cerita.....
Tentang suatu bangunan yang begitu megah dan kokoh, yang melambangkan kebesaran dan kemahsyuran pemilik dan penghuninya. Bangunan itu sangat berharga dan berjasa bagi kelangsungan hidup penduduknya. Dibuat dengan pilar-pilar yang kokoh..... yang melambangkan Ketuhanan, Perikemanusiaan, Persatuan, Kerakyatan dan Perikeadilan untuk mencapai kemakmuran rakyat oleh pendirinya.
Yang sekaligus menjadi landasan dan tujuan atas berdirinya bangunan itu.
Pada suatu masa..... karena pemimpin negeri itu sudah sangat lama berkuasa dan memang sudah tua, turunlah ia dari tahta.
Semenjak itu..... rakyat negeri hanya sibuk mencari dan mengangkat pemimpin mereka yang baru. Silih berganti, satu demi satu, pemimpin baru naik dan turun tahta karena mereka dianggap kurang mampu memimpin. Tak terasa waktu telah berlalu..... begitu lama. Begitu panjang jarak ditempuh.
Begitu banyak waktu dan tenaga terkuras..... akankah irama negri ini terus begini ?
Alangkah melelahkan..... bagai sebuah perjalanan....tanpa arah dan haluan yang pasti.
Bangunan megah itu laksana gedung yang tak berpenghuni..... hanya dijadikan tempat singgah dan lalu-lalang orang yang hendak mencapai tujuan..... tak lagi berwibawa,..... lusuh dan rusuh.
Tak terasa..... tak merasa.....
Kawanan rayap yang telah membangun sarang-sarang dibawah pondasi bangunan itu telah menyebar dan memakan hampir seluruh bangunan..... yang telah menjadi lapuk dan empuk.
Sungguh suatu santapan yang amat lezat bagi rayap. Bangunan itu memang nampaknya terlihat masih gagah dan utuh..... namun sesungguhnya tidak lagi kukuh..... tetapi keropos dan rapuh.
Tinggal menunggu waktu kapan akan runtuh,..... peradaban suatu bangsa terancam pupus..... punah..... hilang..... lenyap..... tanpa bekas..... tanpa jejak..... bagai ditelan bumi.
Rayap memang tidak bisa dibasmi..... apalagi dihabisi.....
Tetapi rayap bisa dipantau..... diawasi..... ditekan populasinya..... dengan dikontrol dan dikendalikan.
Sebab rayap memang tidak beringas..... mereka ramah dan simpatik..... suka tersenyum.
Bahkan terkesan mahluk penolong dan bergotong royong,..... tetapi rayap yaa tetap rayap,..... mahluk perusak,..... tolong menolong dan bergotong royong dalam merusak, tujuannya merusak dan menghancurkan.
Pekerjaannya hanya makan dan makan,..... memakan apa saja yang bisa dimakan..... sampai habis tak bersisa,..... yang ditinggalkan hanya kotorannya.
- Sudahkah kita waspada terhadap rayap ?
- Adakah lembaga pengontrol dan pengendali rayap ?
- Sudah berfungsi dengan baikkah lembaga itu ?
- Jangan-jangan malah sudah dimasuki oleh rayap sehingga rapuh dan lumpuh.
Selasa, 24 Agustus 2010
Perawan Kampoeng Cina
Lukisan Karya : Djoewarso M Soerosastro, memenuhi ruang koleksi deretan "Perawan dari Berbagai Desa Nusantara"
WAJAH JAKARTA
Lukisan Karya : Kasiman Lee.
"Memotret" Pesatnya Pembangunan Ibukota-berpadu dengan Kekumuhan Jakarta yang tak kunjung teratasi.
"Memotret" Pesatnya Pembangunan Ibukota-berpadu dengan Kekumuhan Jakarta yang tak kunjung teratasi.
Kamis, 19 Agustus 2010
Juang dan Fery menyusul Gabung KOMPETA
Kamis ,19 Agustus 2010, Kompeta nambah aktivis. Siang itu, di Kota Wisata, Cibubur, Jakarta, Juang dari Bekasi- dan Fery Ciputat, mulai aktip mengisi stand di KOMPETA, menyusulMalik, Djoewarso dan Kasiman Lee.Sementara Kukuh tetap setia mendampingi setiap update data para aktivis KOMPETA di Dunia Maya-internet,juga sempat koordinasi dan foto bersama di Kota Wisata.
Rabu, 11 Agustus 2010
KOMPETA, Komunitas Pelukis Kota Wisata, Cibubur, Jakarta, INDONESIA.
Hari pertama dibulan Puasa Ramadhan, Rabu 11 Agustus 2010, Maliq Atiaz, Djoewarso MS, Kasiman Lee, dan Kukuh- memulai babak Baru Pameran Lukisan diKota Wisata Cibubur- Jakarta.
Sebelas Pelukis tercatat ikut mendukung Program KOMPETA sejak hari itu. Dikemudian hari diharapkan sejumlah pelukis yang sudah terdaftar , namun belum aktip, segera menambah semarak suasana di daerah Wisata baru dengan konsep kumpulan Kampung-Kampung Indonesia itu.
Langganan:
Postingan (Atom)